Apa, sih, impian terbesar seorang cewek?
Wajah cantik, banyak duit, jadi kolektor perhiasan?
Atau jadi wanita berkelas dengan IQ tinggi dan pamor melejit di masyarakat?
Atau 'sesederhana' bermimpi menikah dengan pria mapan dan terpandang, yg apa-apanya gampang, biar tinggal hidup enak?
Buat seorang Hindun, dapetin itu semua gak perlu mimpi-mimpi.
Dia ada di jajaran tertinggi cewek paling cantik se-Mekkah. Duitnya banyak, perhiasannya apalagi. Secara dia ini putri salah satu petinggi Quraisy.
Dia nikah sama lelaki yg super tajir. Pengusaha ulung yg juga punya kedudukan di mata kaumnya, Abu Sufyan.
Tapi, dia bukan tipe cewek yg cuma numpang keren. Dia punya kapabilitas. Mandiri, berani, cerdas, lagi. Sampai suka dipuji gitu sama sang ayah. Katanya,
"Kalaulah Hindun seorang lelaki, niscaya ia sudah menjadi pemimpin kaumnya!"
Keknya dia ini representasi nyata dari definisi perfek seorang wanita. Semua yg diimpikan kaum hawa ada pada dirinya.
Hingga kemudian semua itu berubah jadi mimpi buruk. Saat orang yg paaling dia sayang meninggal dunia. 'Utbah bin Rabi'ah terbunuh di medan Badar! Seolah gak cukup, Hindun binti 'Utbah harus ngadepin kenyataan bahwa paman dan saudaranya juga turut meregang nyawa. 1000 prajurit Quraisy ternyata dikalahkan oleh pasukan muslimin yg jumlahnya cuma sepertiganya.
Makin menjadilah kebencian Hindun sama muslimin. Apalagi sama Hamzah bin Abdul Muthalib yg telah membunuh ayahnya! Ingin banget dia bales dendam sampe-sampe Hindun janji bakal ngasih perhiasan mahalnya buat orang yg berhasil ngebunuh Hamzah. Seorang budak bernama Wahsyi pun menyanggupinya.
Meletuslah Perang Uhud dan Hindun jadi cheerleader-nya kafir Quraisy gitu. Dilantunkannya syair-syair yg menggugah semangat.
Di akhir perang, pas tau Hamzah bin Abdul Muthalib, pamannya Rasul, wafat di tangan seorang budak, Hindun seneng gak terkira. Akhirnya dendamku tertunaikan!
Yah, begitulah. Nyatanya Hindun ini belum sepenuhnya perfek, disebabkan hatinya yg enggan mengikuti ajaran kebenaran.
Tahun 8 H. Rombongan muslimin yg jumlahnya udah banyak bet memasuki Mekkah untuk menumpaskan kesyirikan di sana. Abu Sufyan yg sepeninggal Abu Jahal diangkat jadi pemimpin Quraisy aja ampe takut gitu Rasul dan para sahabatnya bakal nyerang mereka.
Akhirnya muncul ultimatum bahwa siapa yg gak bikin onar sama muslimin bakalan aman. Dengan lantang suami Hindun itu mengumumkan,
"Siapa yg masuk rumah Abu Sufyan, maka dia aman!"
Sontak Hindun berontak, dong. Apa-apaan ini? Hindun balik berorasi,
"Apa-apaan kamu ini? Jangan dengarkan pria tua itu! Ayo lawan kaum muslimin!!"
Namun sang suami tak berubah pikiran,
"Siapa yg masuk ke rumahnya atau masuk ke masjid dan tidak melawan, maka dia aman."
Hindun gak habis pikir. Koq bisa suaminya jadi lembek gini?
Hingga pas mereka ditem di rumah, Abu Sufyan mengaku bahwa dirinya sudah percaya pada agama Muhammad dan mengajak sang istri untuk berislam juga.
Hindun akhirnya sadar, bahwa dalam kesempurnaan hidupnya masih terdapat kekurangan. Mulai hari itulah, ia miliki satu mimpi: ingin jadi cewek baik!
Meski ada rasa bersalah tentang wafatnya Hamzah, akhirnya ia mantap melangkah menghampiri Nabi dan berkata,
"Wahai Rasulullah, selama ini tidak ada golongan yg paling aku harapkan agar Allah membinasakannya selain golonganmu. Tetapi hari ini, tidak ada golongan yg paling aku harapkan agar Allah memuliakannya selain golonganmu."
Hindunpun bersyahadat.
Setelah itu, hatinya sesak oleh rasa sesal atas permusuhannya terhadap Islam selama ini. Maka ia hancurkan segala berhala yg ada di rumahnya. Bagaimana bisa penyembahanku pada patung-patung ini melalaikanku dari menyembah Allah?
Tahun berlalu.
Hindun kemudian jadi muslimah yg taat. Seperti dulu, dengan kepiawaiannya menggubah syair, ia menyemangati pasukan yg sedang berperang. Bedanya, ia tak lagi berada di kubu anti-Islam. Ia kini justru ada di barisan terdepan pembela agama yg dulu ia musuhi habis-habisan.
Gak cuma itu.
Hindun yg pada dasarnya miliki nilai unggul dalam kepribadian, mampu melahirkan dan mendidik buah hatinya menjadi sosok yg banyak berperan untuk Islam, yakni salah satu sekretaris Rasulullah, Muawiyah bin Abi Sufyan.
Jadi..
Apa, sih, mimpi terbesar seorang cewek?
Seperti apapun impian sukses kita, libatkanlah Allah. Kita boleh jadi punya segala kehebatan duniawi. Dan di depan kita, tergantung jutaan mimpi.
Namun seperti Hindun, bisa aja semua itu sia-sia kalau kita gak melibatkan Allah. Seolah jadi gak berarti.
Sebab...
Wahai wanita,
dengan segala kenikmatan dunia yg Allah titipkan pada kita, tidakkah hati kita tergerak untuk jadi baik di hadapan-Nya?
Ayo berhijrah, selagi masih ada waktu.
Dan ingat, untuk jadi cewek baik, gak perlu malu sama masa lalu.
Mari belajar dari Hindun.
Boleh jadi kita pernah melakukan banyak keburukan, tapi bagi jiwa yg inginkan perubahan, selalu terbuka banyak kesempatan. Jangan cuma diam, ayo jemput hidayah yg selama ini kita idam-idamkan!
-Firanaini
Referensi:
35 Sirah Shahabiyah karya Mahmud Al Mishri
Comments